Total Pageviews

SEO Stats powered by MyPagerank.Net

10 Jenis Gangguan Jiwa yang Paling Kontroversial

Tuesday, May 22, 2012


Mendiagnosis
gangguan mental bukan hal yang mudah. Dalam sejarahnya, penyusunan
buku pedoman dan pegangan untuk mendiagnosis gangguan mental sering
memicu perdebatan mengenai penyakit apa yang akan disertakan.
Perdebatan ini tak hanya terjadi di kalangan ilmuwan, tapi juga di
masyarakat awam.







https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirTcK7VcYZr7OeucZLGvGgthCutriJI77mfbDa00BCEVjJ-FugboZasnp5XpJvgrEjR8s3RbCZcYi4637CHKFlQAF7ozrhvuAUws0lwfINgCpNcMtXglRWHVWD-R4MRUi4OD2wEtS0gqU/s1600/Gangguan%20Jiwa%20Paranemsia%20Reduplikatif%20Menganggap%20Tempat%20ia%20berada%20adalah%20reduplikasi.jpg






Buku yang bernama Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM)
adalah buku yang menjadi acuan seluruh ahli psikologi di dunia.
Penyusunnya adalah para pakar psikologi yang tergabung dalam American Psychological Association (APA).


Beberapa gengguan mental yang sempat menjadi kontorversi tersebut seperti dilansir livescience.com, antara lain;

1. Gangguan Identitas Gender
Saat
ini, yang paling kontroversial dari semua gangguan mental adalah
gangguan identitas jenis kelamin. Berdasarkan DSM edisi sebelumnya,
orang yang merasa jenis kelamin fisiknya tidak sesuai dengan jenis
kelaminnya yang sejati dapat didiagnosis mengalami gangguan identitas
gender.


Kontroversi
terbesar atas gangguan ini adalah karena DSM tidak memuat cara
pengobatannya. Apakah anak-anak yang merasa tidak cocok jenis
kelaminnya diizinkan mendefinisikan diri mereka sendiri, atau harus
didorong untuk mengidentifikasi dirinya sesuai jenis kelamin fisiknya?


"Di
satu sisi, para ahli berpendapat agar anak-anak ini merasa nyaman
dengan tubuh yang telah dimilikinya sendiri. Namun di sisi lain, para
ahli menginginkan anak-anak ini bebas menentukan keinginannya.
Menurutku, memaksa seseorang untuk hidup dengan jenis kelamin yang
tidak diinginkan akan menyebabkan depresi dan kecemasan," kata Diane
Ehrensaft, psikolog klinis di Oakland, California.


2. Kecanduan seks
Menurut
lembaga Society for the Advancement of Sexual Health, kecanduan seks
ditandai dengan kurangnya kontrol atas perilaku seksual.


Pecandu
seks akan menuruti keinginan seksualnya meskipun berakibat buruk,
tidak bisa menetapkan batasan dan terobsesi dengan seks bahkan ketika
tidak ingin memikirkan hal itu. Beberapa pecandu seks mengaku tidak
mendapatkan kenikmatan dari perilaku seksualnya, tapi hanya menghasilkan
rasa malu.


Gangguan
ini belum dimasukkan ke dalam DSM, dan kemungkinan tidak akan
disertakan dalam DSM edisi berikutnya. Malahan, Asiosiasi Psikologi
Amerika (APA) bermaksud menambahkan kelainan seksual baru yang disebut
gangguan hiperseksual, yang tidak menggambarkan tentang kecanduan seks.


3. Homoseksualitas
Dalam
sejarahnya, homoseksual adalah gangguan kejiwaan yang paling
kontroversial. APA mencoret homoseksualitas dari daftar gangguan mental
pada tahun 1973 setelah mendapat gempuran protes dari aktivis gay dan
lesbian.


Beberapa
bukti ilmiah menyarankan bahwa ketertarikan sesama jenis adalah hal
yang normal di kalangan orang yang mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.






4. Gangguan Asperger
Gangguan
Asperger ditandai dengan kecerdasan dan kemampuan bahasa yang normal,
namun keterampilan sosial yang buruk. Ganggguan ini dimasukkan DSM pada
tahun 1994, namun pada tahun 2013, gangguan ini dipastikan sudah
dikeluarkan dari daftar.


Alasannya,
penelitian telah gagal membedakan antara gangguan Asperger dan
autisme. 44 persen anak yang didiagnosis Asperger benar-benar memenuhi
kriteria autisme, menurut sebuah survei tahun 2008.


5. Gangguan Bipolar pada Anak
Gangguan
bipolar ditandai oleh perubahan suasana hati antara depresi dan rasa
senang. Pada tahun 1994 sampai 2003, jumlah kunjungan dokter terkait
dengan gangguan bipolar pada anak naik 40 kali lipat, demikian menurut
sebuah penelitian tahun 2007 di jurnal Archives of General Psychiatry.


Masalahnya
adalah, sebagian dari kenaikan itu disebabkan karena perubahan cara
psikolog mendiagnosa gangguan bipolar pada anak-anak, bukan karena
peningkatan kasus secara aktual.


Untuk mengatasinya, APA berencana menambahkan gangguan baru, yaitu disregulasi marah dengan dysphoria.
Gangguan ini akan berlaku untuk anak-anak yang memiliki suasana hati
mudah tersinggung dan sering marah. Namun beberapa ahli sudah
meragukannya karena beberapa gangguan perilaku pada anak dianggap hal
yang normal.


6. ADHD pada Dewasa
ADHD adalah singkatan dari attention deficit hyperactivity disorder. Anak-anak
dengan ADHD mengalami kesulitan duduk dengan diam, memperhatikan, dan
mengontrol dorongan hatinya. Baru-baru ini, beberapa psikiater mulai
mendiagnosa ADHD pada orang dewasa.


"Beberapa
gejala ADHD pada anak-anak saja sudah dianggap diagnosis yang
berlebihan, apalagi pada dewasa. Ada tuduhan bahwa psikiater
bersekongkol dengan perusahaan farmasi agar dapat menjual obat ADHD
lebih banyak," kata psikiater dari New York University, Norman Sussman.


7. Gangguan Disosiasi Identitas
Dulu
gangguan ini dikenal sebagai gangguan kepribadian ganda. Gangguan
kepribadian ganda terkenal setelah sebuah buku berjudul "Sybil" dibuat
menjadi film dengan nama yang sama pada tahun 1976.


Film
dan buku tersebut bercerita tentang Shirley Mason, nama samaran Sybil,
yang didiagnosis memiliki 16 kepribadian berbeda sebagai akibat dari
pelecehan fisik dan seksual oleh ibunya.


Buku
dan filmnya memang laris, tetapi diagnosisnya sangat jarang ditemui.
Pada tahun 1995, seorang psikiater bernama Herbert Spiegel menyelidiki
kasus Sybil.


Ia
menegaskan bahwa ia mempercayai kepribadian Sybil yang berbeda-beda
tersebut diciptakan oleh terapisnya karena efek terapi atau hipnotis,
dan hal ini mungkin terjadi tanpa disadari.


Para
kritikus berpendapat bahwa gangguan tersebut sebenarnya adalah
rekayasa, dibuat dengan maksud meyakinkan pasien bahwa masalahnya
adalah karena kepribadian ganda.


Meskipun
demikian, gangguan identitas disosiatif berhasil melewati kritik ini
dan tidak akan mengalami perubahan besar dalam DSM edisi berikutnya.


8. Narsisistik
Seseorang
yang sangat butuh dipuji dan kurang berempati kepada orang lain masuk
dalam kriteria narsistik, dan mereka nampaknya memang cocok menjalani
psikoterapi. Namun, gangguan narsisitik ini juga sempat menuai
kontroversi.


Masalah terbesarnya adalah karena tidak ada yang mengaku memiliki gangguan tersebut. Menurut review tahun 2001 di Journal of Mental Health Counseling, hampir setengah orang yang didiagnosis kepribadian narsisistik juga memenuhi kriteria gangguan kepribadian lainnya.

Untuk
mengatasi masalah tersebut, APA mengusulkan perubahan besar pada DSM
edisi berikutnya. Diagnosis akan lebih berfokus pada disfungsi dan sifat
gangguan mental. Tujuannya adalah untuk menhilangkan tumpang tindih
dan membuat kategori yang lebih berguna bagi pasien dengan gangguan
kepribadian.


9. Penis Envy (Cemburu Penis)
Sigmund
Freud merevolusi psikologi pada tahun di 1800-an dan awal 1900-an
dengan teori-teorinya tentang psikoseksual. Salah satu teorinya adalah
menyimpulkan bahwa perkembangan seksual gadis-gadis muda didorong oleh
kecemburuan karena tidak memilik penis (penis envy) dan hasrat seksualnya terhadap ayah.


Kesimpulan
ini kontan menuai banyak kontroversi. Namun seiring perkembangan
zaman, teori ini telah dianggap usang dengan sendirinya.


10. Histeria
Pada
tahun 1800-an, histeria mencakup semua diagnosis gangguan mental pada
wanita. Gejala-gejalanya tidak jelas seperti; ketidakpuasan, rasa
lemah, serta ledakan emosi.


Pengobatannya sederhana dan dikenal dengan 'histeris paroxysm'
atau dikenal juga dengan orgasme. Dokter akan memijat alat kelamin
pasiennya secara manual atau dengan vibrator. Meskipun janggal, hal ini
tidak dianggap kontroversial ketika itu.


Yang
lebih kontroversial adalah meminta pasien wanita 'histeria' untuk
beristirahat saja tanpa bekerja atau bersosialisasi. Pengobatan ini
seringkali justru memperburuk kecemasan atau depresi. Menurut editorial
tahun 2002 di jurnal Spinal Cord, kasus diagnosis histeria mereda secara bertahap sepanjang abad ke-20.


sumber




In My Mystery

10 Jenis Gangguan Jiwa yang Paling Kontroversial